ADS

Senin, 17 Oktober 2011

AISYAH Binti ABU BAKAR r.a

Rasulullah SAW membuka lembaran
kehidupan rumah tangganya dengan
Aisyah r.a yang telah banyak dikenal.
Ketika wahyu datang pada Rasulullah
SAW, Jibril membawa kabar bahwa
Aisyah adalah istrinya didunia dan diakhirat, sebagaimana diterangkan
didalam hadits riwayat Tirmidzi dari
Aisyah r.a, " Jibril datang membawa
gambarnya pada sepotong sutra hijau
kepada Nabi SAW, lalu berkata.' Ini
adalah istrimu didunia dan di akhirat." Dialah yang menjadi sebab atas
turunnya firman Allah SWT yang
menerangkan kesuciannya dan
membebaskannya dari fitnah orang-
orang munafik. Aisyah dilahirkan empat tahun
sesudah Nabi SAW diutus menjadi
Rasul. Semasa kecil dia bermain-main
dengan lincah, dan ketika dinikahi
Rasulullah SAW usianya belum genap
sepuluh tahun. Dalam sebagian besar riwayat disebutkan bahwa Rasulullah
SAW membiarkannya bermain-main
dengan teman-temannya. Dua tahun setelah wafatnya Khadijah
r.a datang wahyu kepada Nabi SAW
untuk menikahi Aisyah r.a. Setelah itu
Nabi SAW berkata kepada Aisyah, "
Aku melihatmu dalam tidurku tiga
malam berturut-turut. Malaikat mendatangiku dengan membawa
gambarmu pada selembar sutra
seraya berkata,' Ini adalah istrimu.'
Ketika aku membuka tabirnya,
tampaklah wajahmu. Kemudian aku
berkata kepadanya,' Jika ini benar dari Allah SWT , niscaya akan
terlaksana." Mendengar kabar itu, Abu Bakar dan
istrinya sangat senang, terlebih lagi
ketika Rasulullah SAW setuju menikahi
putri mereka, Aisyah. Beliau
mendatangi rumah mereka dan
berlangsunglah pertunangan yang penuh berkah itu. Setelah
pertunangan itu, Rasulullah SAW
hijrah ke Madinah bersama para
sahabat, sementara istri-istri beliau
ditinggalkan di Makkah. Setelah beliau
menetap di Madinah, beliau mengutus orang untuk menjemput mereka,
termasuk didalamnya Aisyah r.a. Dengan izin Allah SWT menikahlah
Aisyah dengan mas kawin 500
dirham. Aisyah tinggal dikamar yang
berdampingan dengan masjid
Nabawi. Dikamar itulah wahyu banyak
turun, sehingga kamar itu disebut juga sebagai tempat turunnya wahyu.
Dihati Rasulullah SAW, kedudukan
Aisyah sangat istimewa, dan tidak
dialami oleh istri-istri beliau yang lain.
Didalam hadits yang diriwayatkan
oleh Anas bin Malik dikatakan, " Cinta pertama yang terjadi didalam Islam
adalah cintanya Rasulullah SAW
kepada Aisyah r.a." Didalam riwayat Tirmidzi dikisahkan
"Bahwa ada seseorang yang
menghina Aisyah dihadapan Ammar
bin Yasir sehingga Ammar berseru
kepadanya,' Sungguh celaka kamu.
Kamu telah menyakiti istri kecintaan Rasulullah SAW." Sekalipun perasaan
cemburu istri-istri Rasulullah SAW
terhadap Aisyah sangat besar, mereka
tetap menghargai kedudukan Aisyah
yang sangat terhormat. Bahkan ketika
Aisyah wafat, Ummu Salamah berkata, 'Demi Allah SWT, dia adalah manusia
yang paling beliau cintai selain
ayahnya (Abu Bakar)'. Di antara istri-istri Rasulullah SAW,
Saudah bin Zum`ah sangat memahami
keutamaan-keutamaan Aisyah,
sehingga dia merelakan seluruh
malam bagiannya untuk Aisyah. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Aisyah sangat memperhatikan
sesuatu yang menjadikan Rasulullah
SAW rela. Dia menjaga agar jangan
sampai beliau menemukan sesuatu
yang tidak menyenangkan darinya. Karena itu, salah satunya, dia
senantiasa mengenakan pakaian
yang bagus dan selalu berhias untuk
Rasulullah SAW. Menjelang wafat,
Rasulullah SAW meminta izin kepada
istri-istrinya untuk beristirahat dirumah Aisyah selama sakitnya
hingga wafat. Dalam hal ini Aisyah
berkata, "Merupakan kenikmatan
bagiku karena Rasulullah SAW wafat
dipangkuanku." Bagi Aisyah, menetapnya Rasulullah
SAW selama sakit dikamarnya
merupakan kehormatan yang sangat
besar karena dia dapat merawat
beliau hingga akhir hayat. Rasulullah
SAW dikuburkan dikamar Aisyah, tepat ditempat beliau meninggal.
Sementara itu, dalam tidurnya, Aisyah
melihat tiga buah bulan jatuh ke
kamarnya. Ketika dia
memberitahukan hal ini kepada
ayahnya, Abu Bakar berkata, "Jika yang engkau lihat itu benar, maka
dirumahmu akan dikuburkan tiga
orang yang paling mulia dimuka
bumi." Ketika Rasulullah SAW wafat,
Abu Bakar berkata, "Beliau adalah
orang yang paling mulia diantara ketiga bulanmu." Ternyata Abu Bakar
dan Umar dikubur dirumah Aisyah. Setelah Rasulullah SAW wafat, Aisyah
senantiasa dihadapkan pada cobaan
yang sangat berat, namun dia
menghadapinya dengan hati yang
sabar, penuh kerelaan terhadap taqdir
Allah SWT dan selalu berdiam diri didalam rumah semata-mata untuk
taat kepada Allah SWT. Rumah Aisyah senantiasa dikunjungi
orang-orang dari segala penjuru
untuk menimba ilmu atau untuk
berziarah kemakam Nabi SAW. Ketika
istri-istri Nabi SAW hendak mengutus
Ustman menghadap khalifah Abu Bakar untuk menanyakan harta
warisan Nabi SAW yang merupakan
bagian mereka, Aisyah justru berkata,
"Bukankah Rasulullah SAW telah
berkata, 'Kami para nabi tidak
meninggalkan harta warisan. Apa yang kami tinggalkan itu adalah
sedekah." Dalam penetapan hukum pun, Aisyah
kerap langsung menemui wanita-
wanita yang melanggar syariat Islam.
Didalam Thabaqat, Ibnu Saad
mengatakan bahwa Hafshah binti
Abdirrahman menemui Ummul Mukminin Aisyah r.a. Ketika itu
Hafshah mengenakan kerudung tipis.
Secepat kilat Aisyah menarik
kerudung tersebut dan menggantinya
dengan kerudung yang tebal. Aisyah tidak pernah mempermudah
hukum kecuali jika sudah jelas
dalilnya dari Al Qur`an dan Sunnah.
Aisyah adalah orang yang paling
dekat dengan Rasulullah SAW
sehingga banyak menyaksikan turunnya wahyu kepada beliau.
Aisyah pun memiliki kesempatan
untuk bertanya langsung kepada
Rasulullah SAW jika menemukan
sesuatu yang belum dia pahami
tentang suatu ayat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ia
memperoleh ilmu langsung dari
Rasulullah SAW. Aisyah termasuk
wanita yang banyak menghapalkan
hadits-hadits Nabi SAW, sehingga para
ahli hadits menempatkan dia pada urutan kelima dari para penghapal
hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu
Umar, Anas bin Malik dan Ibnu Abbas. Dalam hidupnya yang penuh dengan
jihad, Sayyidah Aisyah wafat pada usia
66 th, bertepatan dengan bulan
Ramadhan,th ke-58 H, dan
dikuburkan di Baqi`. Kehidupan
Aisyah penuh dengan kemuliaan, kezuhudan, ketawadhuan,
pengabdian sepenuhnya kepada
Rasulullah SAW, selalu beribadah serta
senantiasa melaksanakan shalat
malam. Selain itu, Aisyah banyak
mengeluarkan sedekah sehingga didalam rumahnya tidak akan
ditemukan uang satu dirham atau satu
dinar pun. Dimana sabda Rasul,
"Berjaga dirilah engkau dari api
neraka walaupun hanya dengan sebiji
kurma." (HR. Ahmad ) Dikutip dari: Amru Yusuf/ Istri
Rasulullah, contoh dan teladan. [

Tidak ada komentar:

Posting Komentar